Dukungan Seluruh Elemen Masyarakat Sangat Dibutuhkan

Sebenarnya, promosi wisata Sumatera Utara ke dunia inter­na­sional sudah banyak dilaku­kan oleh pemerintah dan pihak swasta. Salah satu diantaranya adalah event North Suma­tera International Travel Fair (NSI­TF) yang sudah menjadi agenda tahunan Badan pariwisata Daerah Sumatera Utara.

Demkian disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Resto­ran Indonesia (PHRI) Sumut, DR (HC) Drs. La­yari S. Kaban, MBA di sela-sela kesibukannya pada acara pemberkatan nikah anaknya.

Perlu diketahui, lanjutnya, sejak ta­hun 1995 sampai 1999 arus kun­jungan wisata in­ter­nasional me­nu­run setiap ta­hun­nya. Kemu­dian sejak tahun 2000 sampai 2002 kembali me­ngalami pe­ning­katan dan anjlok lagi di tahun 2003. Tahun 2005 sampai tahun ini boleh dika­takan arus kunjungan wisata­wan internasional tidak menga­lami peningkatan yang signi­fikan.

“Itu sebabnya, ajang NSITF yang digelar setiap tahun meru­pakan kesempatan besar bagi industri pariwisata Sumut untuk memberikan informasi ten­tang objek wisata di Sumut yang selama ini tidak bisa dilakukan hanya melalui iklan atau brosur saja. Lebih baik mengun­dang mereka langsung datang me­nyak­sikan keadaan Indonesia.

Dengan cara ini, mereka akan me­nulis berbagai hal tentang In­donesia. Otomatis, masyarakat di­sa­na akan mem­baca dan me­nge­tahui kebe­radaan Indonesia, Sumatera Utara khususnya.

Selama ini, banyak yang mengakui kalau promosi wisata Indonesia ke mancanegara me­mang belum maksimal. Pada­hal, bebe­rapa kabupaten/kota di Sumut memiliki potensi wisata yang tak kalah menarik dengan negara-negara lain di Asia dan Eropa.

Lebih lanjut Layari S. Kaban menegaskan, tingkat hunian hotel akan me­ningkat dan men­dapat imbas positif dengan ada­nya pameran pariwisata yang digelar setiap tahun.

PENINGKATAN ANGGARAN

Disamping itu, pengem­ba­ng­an citra pariwisata di Indone­sia, khusus­nya Sumatera Utara saat ini, tidak terlepas dari ke­mam­puan para ahli dan pemikir, untuk mencari dan mengem­bangkan beberapa pendekatan alternatif di bidang pariwisata. Walau demikian, harus dipa­hami, selain dana untuk promosi wisata, saat ini SDM untuk me­ng­em­bangkan pariwisata sangat dibutuhkan.

Beberapa tragedi bom yang me­nim­pa Bali dan Jakarta bebe­rapa waktu lalu sudah menjadi ancaman berat bagi masa depan kepariwisataan Indonesia yang pada akhirnya berimbas juga ke daerah-daerah yang memiliki sentra wisata. Namun demikian, sampai hari ini pengaruhnya terhadap arus kunjungan wisata ke Suma­t­era Utara tidak berpe­ngaruh sig­ni­fikan.

Industri pariwisata dewasa ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan, berkat kemajuan tek­nologi produksi, transportasi dan komunikasi.
Untuk hal ini, kebutuhan akan SDM yang profesional dan handal dalam pengelolaan industri pariwi­sata itu, terasa semakin besar dan mendesak kalau dikaitkan deng­an berba­gai unggulan daya tarik pariwi­sata yang hendak di kem­bang­kan, seperti wisata budaya, wi­sa­ta alam dan wisata agro.

Menyangkut masalah peng­em­bangan kepariwisataan di Su­matera Utara dan di Kota Me­dan khususnya, tandas Layari, selama ini berapa persen angga­ran yang diberikan kepa­da sek­tor kepari­wisataan kota Medan yang merupakan sa­lah satu pe­nyum­bang kontri­busi terbe­sar.

“Diharapkan ke depan, Pe­me­­rintah Kota dan Pemerintah Pro­pinsi perlu meningkatkan atau menambah anggaran kepa­ri­wi­sataan kalau ingin pariwi­sata tersebut berkembang,” paparnya.

Kemudian, kepedulian dari anggota dewan kepada sektor kepariwisataan akan turut menen­tukan perkembangan kepariwi­sataan di Sumatera Utara

Tak cukup hanya dukungan dari pemerintah. Semua elemen masyarakat pun sebenarnya harus ikut mendukung pengem­bangan sektor kepariwisataan. Dengan kesatuan tekad dan dukungan tadi, sektor kepari­wisataan akan kembali bergai­rah dan pada akhirnya berimbas kepada kesejahteraan masya­rakat banyak. james p pardede